STAI As-Sunnah Bertekad Terus Melahirkan Para Mufassir/ah Bahasa Arab untuk Sumut
Deli Serdang (10/18) – Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) As-Sunnah Deli Serdang, Tiy Kusmarrabbi Karo, M.A. melalui siaran persnya mengucapkan selamat kepada Pemprov Sumatera Utara atas penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVII yang telah resmi ditutup pada 12 Oktober 2018 lalu. Ia juga mengucapkan selamat atas keberhasilan kontingen Sumut meraih predikat terbaik setelah DKI dan Banten. Dalam ulasannya, Ketua STAI As-Sunnah yang berdiri semenjak tahun 2012 ini mengungkapkan kebahagiaan dan kebanggaanya atas kemajuan signifikan yang diraih Sumut kali ini jika dibandingkan dengan prestasi pada MTQ Nasional sebelumnya. Terutama dengan partisipasi dan prestasi Ustadzah Athiyah Sakinah, S.Pd.I peraih juara 3 pada cabang Tafsir Bahasa Arab. Ustzh. Athiyah lanjutnya adalah alumnus STAI As-Sunnah prodi Pendidikan Bahasa Arab angkatan ke-2, dan saat ini mengabdi di almamaternya sebagai Ketua Pengasuhan Asrama Putri. Meskipun hanya meraih juara 3, cabang ini menurutnya memiliki kekhususan dan tingkat kesulitan tersendiri, setidaknya terlihat dari tidak semua provinsi yang mengirim utusan untuk terjun di cabang Tafsir Bahasa Arab ini.
STAI As-Sunnah sendiri menurut Ust. Tiy saat ini baru memiliki dua prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Namun demikian semua mahasiswa pada tahun pertama diprogram untuk menguasai Bahasa Arab secara aktif lisan dan tulisan dengan metode Arabiah Bayna Yadaik. Selain itu mahasiswa diwajibkan menghafal 1 juz per semester selama tujuh semester. Hafalan ini pun ditetapkan menjadi syarat untuk mengikuti seminar proposal skripsi pada semester akhir. Untuk memperkuat identitas perguruan tinggi Islam, STAI As-Sunnah mendidirikan Markaz Tahfizh yang mewadahi mahasiswa berbakat dan berminat untuk menghafal 30 juz atau minimal lebih banyak dari yang menjadi beban wajib. Menurut ketua umumnya, Ust. Irham Dongoran, Lc. M.Ag. anggota Markaz Tahfizh STAI As-Sunnah saat ini berjumlah 223 mahasiswa dan mahasiswi. STAI memberikan penghargaan dan bonus tertentu kepada para peserta program ini, sehingga tidak mengherankan jika seleksi dan pembinaan oleh markaz cukup ketat. Dari 223 peserta tersebut terseleksi 86 orang yang dibina secara intensif dalam satu halaqah khusus Dar al-Arqam bin Abil-Arqam. Halaqah ini dibina oleh Syekh Ali Shaleh Ali al-Hafizh yang pernah menjadi Imam di salah satu Mesjid di Kota Mekah. Saat ini terdata 10 orang anggota Markaz Tahfizh telah khatam hafalan 30 juz, 5 orang hafizh 20-29 juz, 9 orang hafizh 10-18 juz.
Nama Ust. Irham sendiri, tidak asing lagi di ajang dua tahunan ini. Lulusan Mahad Aly As-Sunnah (sebelum menjadi STAI) ini adalah peraih juara II nasional untuk cabang yang sama pada MTQ Nasional ke-22 di Banten tahun 2008, juara harapan III pada kejuaraan internasional di Mesir pada tahun yang sama dan juara II pada kejuaraan internasional di Maroko pada tahun 2010. Mengelola lembaga tahfizh, Ust. Irham dibantu oleh Syekh Ali Shaleh Ali al-Hafizh serta beberapa orang dosen lain yang telah hafizh. Menurut Ust. Tiy, ketiga hal ini –program Bahasa Arab intensif, Markaz Tahfizh dan Halaqah Dar al-Arqam, serta sdm yang mumpuni –adalah faktor-faktor yang memungkinkan STAI As-Sunnah menghasilkan sdm seperti ust. Athiyah.
Di akhir rilisnya Ketua STAI As-Sunnah, yang di kalangan internal lebih dikenal dengan pangggilan Ustadz Mujahid, menyampaikan tekadnya agar STAI As-Sunnah tetap dapat memberikan yang terbaik dan lebih baik bagi Sumatera Utara di masa-masa yang akan datang. Ia juga berharap, ke depan, dapat memperoleh kepercayaan mewakili Sumatera Utara di bidang yang sama untuk kelompok putra.
Tinggalkan Balasan